Senin, 18 Mei 2015

Kenangan Masa Lalu




****** GULA-GULA BATU ******

Zaman saya masih sekolah SD dulu, ada sejenis permen yang bentuknya bundar seperti bola dan besarnya persis bola pingpong dengan warna mirip gula nira, akan tetapi kerasnya minta ampun, sampai-sampai orang dewasa juga tidak akan mampu memecahkannya dengan menggigit.
Kala itu salah seorang adik ku laki-laki sangat disayang orang tua ku, karena saat masih balita, adik tersebut selalu sakit-sakitan dan dia baru bisa berjalan saat usianya menjelang empat tahun, atas dasar itu mungkin orang tua ku memberikan kasih sayang yang berlebih kepadanya dibanding semua saudara ku yang sembilan orang.
Kembali kepada cerita gula-gula batu diatas, bahwa adikku sangat menyukai permen tersebut, namun saat itu belum ada dijual dikampung kami, yang ada hanya dipasar perluasan Siantar, sehingga adik ku memberikan uang kepada ku untuk membelikan permen tersebut.
Hari pertama aku membawakan permen pesanannya dengan jujur tanpa kurang sedikitpun, namun pada hari kedua aku mulai tak dapat menahan selera untuk mencicipi rasa permen tersebut, lalu setelah keluar sekolah, aku keluarkan permen tersebut :
"Waaahh... wuenaakk..tenaaann...!!" jerit hati ku kegirangan mana kala cita rasa permen itu telah dirasakan oleh lidah ku dimulut.
"Kalau begini.. aku kulum aja deehh.. biar sampe rumah.. bakal tak ketahuan nihh.. sama adik ku."
Lalu ketika hampir tiba dirumah, lalu aku seka permen tersebut dengan kertas agar tampak kering.
Hingga sampai satu minggu tindakan perkuluman permen itu aku lakukan, dan hasilnya tidak ada protes dari adik ku.
Tetapi karena kodrat manusia itu tidak pernah puas dalam pemenuhan kebutuhan, maka aku juga merasakan hal yang sama.
Sejak seminggu kemudian, aku membeli permen itu sebelum masuk sekolah... dan.. sejak mulai masuk pelajaran pertama, aku telah mengulum permen itu dengan lahap,, lanjut teruuusss.. hingga keluar sekolah... lanjut lagiiiii... sepanjang jalan pulang.. eeehhh... ternyata... ukuran permen itu sudah mengecil sampai sebesar kelereng.
Adik ku yang menerima permen itu langsung cemberut.
"Lhooo... baaaanngg... kok permennya cuma segini besarnya ??" protes adik ku.
Cepat-cepat aku cari alasan :
"Iya dik.. kata yang jual permen dipasar.. harga gula udah naik, jadi permennya dikecilin dik." kilah ku.
Dengan wajah cemberut diterimanya permen itu.
"Hayooo... kena kowe diiikk... tak tokoh in... hihihihi... mantaplah pokok e, mulai besok bisalah mulai pagi aku kenyot permen sampai kempooot."
Namun ternyata perbuatan culas ku tak berjalan mulus sesuai cita-cita ku, karena dua orang kawan sekelas ku yang satu kampung memergoki perbuatan eksploitasi terhadap permen adik ku.
"Hayo Arnold... ketahuan sekarang ya.. kau kibuli adik mu.. hayooo.. ntar akan kami kasi tauuuu...!!" ancam keduanya.
"Janganlaaahhh coiiii... nanti aku dipermak ayah kuuu...!!" kata ku menghiba kepada mereka.
"Kalau begituuuu... bagi kita dong... ikutan perkuluman permennya."
Dengan berat hati aku menyetujui permintaan kedua kawan ku yang seperti kata pepatah "Mencari kesempatan dalam kesempitan.
Hasilnyaaaaaa... sampai dirumah.. permen titipan adik ku sudah menjadi sebesar telor cicak.. dan saat aku serah terimakan kepada adik ku....:
"Huuuaaaaaaa....huuuaaaaa,,,!!" kontan adik ku menjerit-jerit menangis.
"Abang nokooohhh.. masya.. permennya udah sebesar telor cicaaakk..!!"
langsung dicampak kan nya permen itu, kemudian dia menangis dengan suara yang menggelegar yang mengakibatkan ayah yang lagi tidur langsung terbangun.. dan setelah mengetahui apa yang terjadi...aku habis-habisan dihajar ayah.. mulai dari jurus tangan besinya Jet Li.. sampai jurus tendangan mautnya Bruce Lee...
(Huuuhh... memang aku yang salaahhh... menghianati amanat adik ku..dan sambil sesenggukan.. aku cari permen sebesar telor cicak yang dicampakkan adik ku tadi..Waahhh... dapaaattt... tetapiii... keduluan sama si semut nakaaall.. keroyokan pulaaa lagiiii....apes deeehhh...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar